loading...
1. Satelit Palapa A1 (1976) Satelit Pertama Milik Indonesia
Palapa ialah nama bagi sejumlah satelit
telekomunikasi geostasioner Indonesia. Nama ini diambil dari “Sumpah
Palapa”, yang pernah dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit
pada tahun 1334. Satelit pertama diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976
oleh roket Amerika Serikat dan dilepas di atas Samudera Hindia pada 83°
BT. Satelit pertama dari 2 satelit itu bertipe HS-333 dan bermassa 574
kg. Kemudian 4 satelit dari seri kedua dibuat, yang kesemuanya dari tipe
Hughes HS-376. Ketika peluncuran Palapa B2 gagal, satelit ke-3 diatur.
Awalnya bernama Palapa B3 dan dijadwalkan untuk STS-61-H, akhirnya
diluncurkan sebagai Palapa B2P. Sementara itu Palapa B2 diperbaiki
kembali oleh STS-51-A, diperbaharui dan diluncurkan lagi sebagai Palapa
B2R.
2. Sateli Palapa A2 (1977)
Palapa A2 adalah satelit komunikasi
milik Indonesia dan dioperasikan oleh Perumtel. Palapa A2 diluncurkan
pada tanggal 10 Maret 1977 dengan roket Delta 2914 dan beroperasi di
orbit 77°
BT sejak tanggal 11 Maret 1977 hingga bulan Januari 1988, 4 tahun
melewati masa operasional yang direncanakan. Program satelit Palapa A
dimulai saat Pemerintah Indonesia memberikan 2 kontrak terpisah pada
Boeing Satellite Systems (dahulu dikenal dengan Hughes Space and
Communication Inc.) dari Amerika Serikat untuk menyediakan 2 satelit
(Palapa A1 dan A2), sebuah stasiun kontrol utama untuk kedua satelit
tersebut dan 9 stasiun bumi. Pembangunan 10 stasiun tersebut
diselesaikan dalam waktu 17 bulan, salah satu yang tercepat bagi Boeing.
Pada kontrak terpisah, dibangun total 30 stasiun bumi lainnya untuk
dioperasikan oleh Perumtel. Nama Palapa sendiri dipilih oleh Presiden
Suharto pada bulan Juli 1975. Satelit Palapa A2 dimaksudkan sebagai
cadangan dan siap untuk dioperasikan apabila Palapa A1 mengalami
kegagalan, atau jika permintaan pasar tidak dapat lagi diakomodasi oleh
Palapa A1.
3. Satelit Palapa B2P (1987)
Satelit Palapa B2P adalah satelit yang
mengitari orbit geosynchronous dan bergerak dari barat ke timur dengan
kecepatan yang sama dengan rotasi Bumi. Satelit ini terletak pada
ketinggian 36.000 km diatas khatulistiwa pada lokasi 113° BT dan
dikendalikan oleh stasiun yang terletak di Bumi tepatnya di daerah
Cibinong. Satelit Palapa merupakan satelit relay bagi stasiun bumi yang
selanjutnya memancarkan kembali siaran ke televisi dengan transponder
Palapa yang bekerja pada jarak 6 gigahertz dengan kekuatan pancar 10
watt. Satelit Palapa B2P yang sesungguhnya dibuat untuk keperluan
domestik serta ditujukan untuk disewakan ke mancanegara ternyata mampu
menjaring bisnis yang sangat baik, dan karenanya Palapa B2P menjadi
satelit rebutan. Para penyelenggara penyiaran (CNN, ESPN) menggunakan
Palapa B2P, sehingga masyarakat yang berada dalam area cakupan Palapa B4
dapat menerima program-progam mereka.
4. Satelit Palapa C1 (1996)
Satelit Palapa C1 adalah satelit
komunikasi pertama dalam generasi Palapa C yang dimiliki dan
dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Palapa C1
diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat) dan diluncurkan pada tanggal 31
Januari 1996 di Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral (LC-36B) AS,
menggunakan roket Atlas 2AS. Satelit ini dimaksudkan sebagai pengganti
satelit Palapa B4 pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT dengan rentang
operasi selama 7 tahun. Namun setelah terjadi kegagalan pengisian
battery pada tanggal 24 November 1998 akhirnya Palapa C1 dinyatakan
tidak layak beroperasi dan digantikan oleh Palapa C2.
5. Satelit Palapa C2 (1996)
Satelit Palapa C2 adalah satelit
komunikasi kedua dalam generasi Palapa C yang dimiliki dan dioperasikan
oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Palapa C2 diproduksi oleh
Hughes (Amerika Serikat, AS) dan diluncurkan pada tanggal 15 Mei 1996
di Kourou, Guyana Perancis (Ko ELA-2), menggunakan roket Ariane-44L
H10-3. Satelit ini beroperasi pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT di
ketinggian 36.000 km di atas permukaan bumi. Operasional satelit ini
berpindah tangan ke PT. Indosat Tbk. akibat penggabungan Satelindo
dengan Indosat. Demi memberi tempat bagi Satelit Palapa D, rencananya
orbit satelit ini dipindah ke 105,5° BT.
6. Satelit TELKOM-2 (2005)
Telkom-2 adalah satelit yang diluncurkan
Telkom ke angkasa untuk menggantikan satelit Palapa B4. Satelit ini
dibawa ke angkasa dengan menggunakan roket Ariane 5 dari Kourou di
Guyana Perancis pada tanggal 16 November 2005. Telkom-2 memiliki umur
operasi selama 15 tahun dan bernilai sekitar 170 juta dolar AS. Sekitar
70 persen kapasitas transponder Telkom-2 akan disewakan kepada pihak
luar. Dari 30 persen kapasitas yang akan digunakan sendiri oleh Telkom.
Satelit buatan Orbital Sciences Corporation ini diharapkan akan
mendukung sistem komunikasi transmisi backbone yang meliputi layanan
telekomunikasi sambungan langsung jarak jauh (SLJJ), sambungan langsung
internasional (SLI), internet, dan jaringan komunikasi untuk kepentingan
militer. Satelit ini akan beredar di orbit 118° BT dengan kapasitas 24
transponder C-band dan berbobot 1.975 kg. Daya jangkaunya mencapai
seluruh ASEAN, India dan Guam.
7. Satelit INASAT-1 (2006) Satelit Pertama Buatan Indonesia
INASAT-1 adalah Nano Hexagonal Satelit
yang dibuat dan didesain sendiri oleh Indonesia untuk pertama kalinya.
INASAT-1 merupakan satelit metodologi penginderaan untuk memotret cuaca
buatan LAPAN. Selain itu INASAT-1 adalah satelit Nano alias satelit yang
menggunakan komponen elektronik berukuran kecil, dengan berat sekitar
10-15 kg. Satelit itu dirancang dengan misi untuk mengumpulkan data yang
berhubungan erat dengan data lingkungan (berupa fluks magnet
didefinisikan sebagai muatan ilmiah) maupun housekeeping yang digunakan
untuk mempelajari dinamika gerak serta penampilan sistem satelit. Adapun
satelit itu dirancang bersama oleh PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), khususnya Pusat Teknologi
Elektronika (Pustek) Dirgantara. Berbekal nota kesepakatan antara LAPAN,
Dirgantara Indonesia, serta dukungan dana dari Riset Unggulan
Kemandirian Kedirgantaraan 2003, maka dimulailah rancangan satelit Nano
dengan nama Inasat-1 (Indonesia Nano Satelit-1). Dari segi dinamika
gerak akan diketahui melalui pemasangan sensor gyrorate tiga sumbu,
sehingga dalam perjalanannya akan diketahui bagaimana perilaku geraknya.
Penelitian dinamika gerak ini menjadi hal yang menarik untuk
satelit-satelit ukuran Nano yang terbang dengan ketinggian antara
600-800 km.
8. Satelit LAPAN-TUBSAT (2007) Satelit Mikro Pertama Buatan Indonesia
LAPAN-TUBSAT adalah sebuah satelit mikro
yang dikembangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
bekerja sama dengan Universitas Teknik Berlin (Technische Universität
Berlin; TU Berlin). Wahana ini dirancang berdasarkan satelit lain
bernama DLR-TUBSAT, namun juga menyertakan sensor bintang yang baru.
Satelit LAPAN-TUBSAT yang berbentuk kotak dengan berat 57 kilogram dan
dimensi 45 x 45 x 27 sentimeter ini akan digunakan untuk melakukan
pemantauan langsung situasi di Bumi seperti kebakaran hutan, gunung
berapi, banjir, menyimpan dan meneruskan pesan komunikasi di wilayah
Indonesia, serta untuk misi komunikasi bergerak. LAPAN-TUBSAT membawa
sebuah kamera beresolusi tinggi dengan daya pisah 5 meter dan lebar
sapuan 3,5 kilometer di permukaan Bumi pada ketinggian orbit 630
kilometer serta sebuah kamera resolusi rendah berdaya pisah 200 meter
dan lebar sapuan 81 kilometer. Manuver attitude ini dilakukan dengan
menggunakan attitude control system yang terdiri atas 3 reaction wheel, 3
gyro, 2 sun sensor, 3 magnetic coil dan sebuah star sensor untuk
navigasi satelit. Komponen-komponen inilah yang membedakannya dengan
satelit mikro lain yang hanya mengandalkan sistem stabilisasi semi pasif
gradien gravitasi dan magneto torquer, sehingga sensornya hanya
mengarah vertikal ke bawah. Sebagai satelit pengamatan, satelit ini
dapat digunakan untuk melakukan pemantauan langsung kebakaran hutan,
gunung meletus, tanah longsor dan kecelakaan kapal maupun pesawat. Tapi
pengamatan banjir akan sulit dilakukan karena kamera tidak bisa menembus
awan tebal yang biasanya menyertai kejadian banjir.
9. Indostar II / Cakrawarta II (2009)
Indostar II atau Cakrawarta II adalah
satelit yang diluncurkan oleh PT Media Citra Indostar (MCI) yang
mengelola dan mengoperasionalisasi satelit Indovision. Satelit ini
diluncurkan dengan menggunakan roket peluncur Proton Breeze milik Rusia
dan lepas landas melalui Baikonur Cosmodome di Kazahkstan. Peluncuran
satelit Indostar II ini telah berlangsung pada tanggal 16 Mei 2009.
10. Satelit Palapa D (2009)
Satelit Palapa D (kode internasional =
2009-046A) adalah satelit komunikasi Indonesia yang dimiliki dan
dioperasikan oleh PT. Indosat Tbk dan diluncurkan pada tanggal 31
Agustus 2009 pukul 16:28 WIB di Xichang Satellite Launch Center (XSLC)
menggunakan roket Long March (Chang Zheng) 3B. Satelit ini dibuat oleh
Thales Alenia Space, Perancis, dan dimaksudkan sebagai pengganti satelit
Palapa C2 pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT yang akan selesai masa
operasionalnya pada tahun 2011.
0 comments:
Post a Comment